hayyan nasma'

Wednesday, November 9, 2011

Adab mambaca al Quran

Al Quran sebagai Kitab Suci,Wahyu Ilahi,mempunyai adab-adab
tersendiri bagi orang-orang yang membacanya.Adab-adab itu sudah diatur
dengan sangat baik,untuk penghormatan dan keagungan Al Quran;tiap-tiap
orang harus berpedoman kepadanya dan mengerjakannya.

Imam Al Ghazali di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin telah memperinci 
dengan sejelas-jelasnya bagaimana hendaknya adab-adab membaca Al Qur'an 
menjadi adab yang mengenal batin, dan adab yang mengenal lahir.Adab 
yang mengenal batin itu,diperinci lagi menjadi erti memahami asal 
kalimat,cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala 
membaca sampai ke tingkat memperluas, memperhalus perasaan dan 
membersihkan jiwa.Dengan demikian,kandungan Al Quran yang dibaca dengan 
perantaraan lidah,dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati 
sanubarinya.Kesemuanya ini adalah adab yang berhubungan dengan 
batin,yaitu dengan hati dan jiwa.Sebagai contoh, Imam Al Ghazali 
menjelaskan,bagaimana cara hati membesarkan kalimat Allah,yaitu bagi 
pembaca Al Qur'an ketika ia memulainya,maka terlebih dahulu ia harus 
menghadirkan dalam hatinya,betapa kebesaran Allah yang mempunyai
kalimat-kalimat itu.Dia harus yakin dalam hatinya,bahawa yang dibacanya 
itu bukanlah kalam manusia.Adapun mengenai adab lahir dalam membaca Al 
Quran, selain didapati di dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga banyak 
terdapat di dalam kitab-kitab lainnya.Misalnya dalam kitab Al ItQan 
oleh Al Imam Jalaludin As Suyuthi,tentang adab membaca Al Quran itu 
diperincinya sampai menjadi beberapa bahagian.

Di antara adab-adab membaca Al Quran,yang terpenting ialah:

1. Disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu,dalam keadaan bersih,
sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

2. Mengambil Al Quran hendaknya dengan tangan kanan; sebaiknya
memegangnya dengan kedua belah tangan.

3. Disunatkan membaca Al Quran di tempat yang bersih,seperti di rumah,
di surau,di musalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih.
Tapi yang paling utama ialah di mesjid.

4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat,membacanya dengan
khusyu' dan tenang; sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.

5. Ketika membaca Al Quran,mulut hendaknya bersih,tidak berisi
makanan,sebaiknya sebelum membaca Al Quran mulut dan gigi dibersihkan
terlebih dahulu.

6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca ta'awwudz,yang
berbunyi: a'udzubillahi minasy syaithanirrajim.Sesudah itu barulah
dibaca Bismillahirrahmanir rahim.Maksudnya,diminta lebih dahulu
perlindungan Allah,supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan,sehingga
hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al Quran,dijauhi dari
gangguan.Biasa juga orang yang sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz
itu,berdoa dengan maksud memohon kepada Alah supaya hatinya menjadi
terang.Doa itu berbunyi sebagai berikut.

"Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu,dan taburkanlah
kepada kami rahmat dan khazanah-Mu,ya Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang."

7. Disunatkan membaca Al Quran dengan tartil,yaitu dengan bacaan yang
pelan-pelan dan tenang,sesuai dengan firman Allah dalam surah Al
Muzammil ayat 4:
"....Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil".
Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan
mempengaruhi jiwa,serta serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan
rasa hormat kepada Al Quran.

Telah berkata Ibnu Abbas r.a.:" Aku lebih suka membaca surah Al
BaQarah dan Ali Imran dengan tartil,daripada kubaca seluruh Al Quran
dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat."

8. Bagi orang yang sudah mengerti erti dan maksud ayat-ayat Al Quran,
disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang
ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya.Cara pembacaan seperti
inilah yang dikehendaki,yaitu lidahnya bergerak membaca,hatinya turut
memperhatikan dan memikirkan erti dan maksud yang terkandung dalam
ayat-ayat yang dibacanya.Dengan demikian,ia akan sampai kepada hakikat
yang sebenarnya,yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang
terkandung di dalamnya.Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi
Al Quran itu.Firman Allah dalam surat An Nisaa ayat 82 berbunyi sebagai
berikut:

"Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..."
Bila membaca Al Quran yang selalu disertai perhatian dan pemikiran
erti dan maksudnya, maka dapat ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap
ayat-ayat yang dibacanya.Umpamanya: Bila bacaan sampai kepada ayat
tasbih,maka dibacanya tasbih dan tahmid; Bila sampai pada ayat Doa dan
Istighfar,lalu berdoa dan minta ampun; bila sampai pada ayat azab,lalu
meminta perlindungan kepada Allah; bila sampai kepada ayat rahmat,lalu
meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya. Caranya, boleh
diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati saja.Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Abu Daud,dari Ibnu Abbas yang maksudnya sebagai berikut:

"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal
a'la...beliau lalu membaca subhanarobbiyal a'la .

Diriwayatkan pula oleh Abu Daud,dan Waail bin Hijr yang maksudnya
sebagai berikut:

" Aku dengan Rasulullah membaca surat Al Fatihah,maka Rasulullah
sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin..."

Demikian juga disunatkan sujud,bila membaca ayat-ayat-ayat
sajadah.Ayat-ayat sajadah itu terdapat pada 15 tempat yaitu:

1..  dalam surat Al-A'raaf ayat 206
2..  dalam surat Ar-ra'd ayat 15
3..  dalam surat An-Nahl ayat 50
4..  dalam surat Bani Israil ayat 109
5..  dalam surat Maryam ayat 58
6..  dalam surat Al-Haji ayat 18 dan ayat 77
7..  dalam surat Al FurQaan ayat 60
8..  dalam surat Annaml ayat 26
9..  dalam surat As-Sajdah ayat 15
10.. dalam surat As-Shad ayat 24
11.. dalam surat Haamim ayat 38
12.. dalam surat An-Najm ayat 62
13.. dalam surat Al-InsyiQaQ ayat 21, dan
14.. dalam surat Al-'AlaQ ayat 19

9. Dalam membaca Al Quran itu,hendaknya benar-benar diresapkan erti
dan maksudnya,lebih-lebih apabila smapai pada ayat-ayat yang
menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa,dan bagaimana hebatnya
siksaan yang disediakan bagi mereka.Sehubungan dengan itu,menurut
riwayat,para sahabat banyak yang mencucurkan air matanya di kala
membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang menggambarkan betapa
nasib yang akan diderita oleh orang-orang yang berdosa.

10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu,
sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan islubnya Al
Quran.
Rasulullah s.a.w. telah bersabda:
"Kamu hiasilah Al Quran itu dengan suaramu yang merdu"
Diriwayatkan,bahawa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. menunggu-nunggu
isterinya, Siti 'Aisyah r.a. yang kebetulan agak terlambat datangnya.
Setelah ia datang,Rasulullah bertanya kepadanya:" Bagaimanakah
keadaanmu?"
Aisyah menjawab :"Aku terlambat datang,kerana mendengarkan bacaan Al
Quran seseorang yang sangat bagus lagi merdu suaranya.Belum pernah aku
>mendengarkan suara sebagus itu." Maka Rasulullah terus berdiri dan
pergi mendengarkan bacaan Al Quran yang dikatakan Aisyah itu.
rasulullah kembali dan mengatakan kepada Aisyah:" Orang itu adalah
Salim,budak sahaya Abi Huzaifah.Puji-pujian bagi Allah yang telah
menjadikan orang yang suaranya merdu seperti Salim itu sebagai umatku."

Oleh sebab itu,melagukan Al Quran dengan suara yang bagus, adalah
disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara
membaca sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ilmu Qiraat dan
tajwid,seperti menjaga madnya,harakatnya (barisnya) idghamnya dan
lain-lainnya.Di dalam kitab zawaidur raudhah,diterangkan bahawa
melagukan Al Quran dengan cara bermain-main serta melanggar ketentuan-
ketentuan seperti tersebut di atas itu,haramlah hukumnya; orang yang
membacanya dianggap fasiQ,juga orang yang mendengarkannya turut
berdosa.

11. Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya
kerana hendak berbicara dengan orang lain.Hendaknya pembacaan
diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan,barulah disudahi. Juga
dilarang tertawa-tawa,bermain-main dan lain-lain yang semacam
itu,ketika sedang membaca Al Quran.Sebab pekerjaan yang seperti itu
tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan bererti tidak
menghormati kesuciannya.

Itulah diantara adab-adab yang terpenting yang harus dijaga dan
diperhatikan,sehingga dengan demikian kesucian Al Quran dapat
terpelihara menurut erti yang sebenarnya.

Wallahu A'lam..